yulitaadriyanti12@gmail .com

Konsistensi dan Kebijaksanaan


Konsisten dan Bijak dalam Bersikap

      Terdapat banyak hal yang kita lewatkan dan mengabaikan hal-hal sepele namun cukup mengolah cara kerja otak kita. Berapa banyak peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, namun tidak sempat mengambil hikmah dari peristiwa sekecil apapun itu.
      Sebuah anekdot yang memiliki hikmah dalam memahami hakikat dari hal sederhana sekalipun tidaklah mudah. Oleh karenanya kita mesti belajar fokus terhadap hal-hal sederhana yang dapat memberikan dapmpak postitif bagi perkembangan otak.
      Sebuah kisah berikut dari salah seorang sufi, filsuf, dan pendakwah Islam terkenal berasal dari Dinasti Seljuk (Turki) yaitu Nasruddin Hodja. Kisah yang disertai dengan humor di dalamnya. Dan, mampu memberikan pelajaran bagi para pembaca dalam mengenal tentang diri (knowing self). Jalan seseorang atau cara seseorang mengenal diri sering juga disebut tasawuf atau jalan yang ditempuh oleh seorang sufi. Sufi sendiri adalah sebutan untuk ahli tasawuf.
     
      Pada suatu masa, seseorang ingin belajar tentang kebijaksanaan dari Nasruddin. Nasruddin pun bersedia mengajarinya dengan catatan kebijaksanaan hanya mampu dipelajari dengan praktik.
      Seseorang tersebut pun datang pada malam itu. Ia mendapati Nasruddin sedang meniup-niup api kecil yang ada di hadapannya. Orang tersebut bertanya "mengapa engkau meniup api tersebut?"
      "Agar lebih panas dan apinya menjadi lebih besar," jawab Nasruddin. Kemudian setelah api besar, Nasruddin memasak sup. Setelah sup masak, ia meniup-niup sup tersebut. Seseorang ini kembali bertanya "mengapa kau meniup sup itu?"
   
       "Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasruddin. Seseorang tersebut kemudian keliru dan menganggap Nasruddin tidak konsisten dengan pengetahuannya. Oleh karenanya orang ini merasa bahwa ia tidak ingin belajar dari Nasruddin.
       Perihal konsisten menurut si darwis adalah tindakan dengan menggunakan metode yang sama pada objek yang berbeda sehingga menghasilkan hasil yang sama pula. Dua objek yang berbeda namun memiliki suhu yang sama dan menggunakan metode yang sama yaitu dengan tiupan. Akan tetapi, menghasilkan output yang berbeda. Sehingga menurut Nasruddin, metode boleh sama namun tidak mesti hasilnya sama pula.
      Ada dua hal yang diajarkan oleh Nasruddin; pertama, untuk mencapai sesuatu, ada banyak jalan untuk mencapainya. Untuk mencapai sesuatu, kita dapat menggunakan metode yang berbeda terhadap objek yang sama dan dengan hasil yang sama pula. Misalnya, untuk mencapai angka dua, satu ditambah satu bukan satu-satunya jalan. Artinya setiap orang dapat menempuh jalan yang berbeda menuju Ilahi. Kemudian yang kedua, ialah meskipun kita berada di jalan yang sama atau menggunakan metode yang sama terhadap objek yang berbeda, tetapi hasilnya tidak mesti sama. Untuk itu, kita mesti bijak dalam bersikap. Bijak mempelajari sesuatu bahwa tidak semua ilmu itu buruk dan tidak semua ilmu itu baik. Konsusten dan bijak berarti bisa menempatkan diri sesuai porsi, situasi dan kondisi.
      Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (Daring), konsisten memiliki makna tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; selaras; sesuai (perkataan dan perbuatan). Jadi, kosisten bukan berarti tetap sama untuk semua persoalan. Akan tetapi dengan mengetahui kisah tersebut di atas, maka makna yang sesuai dengan kata konsisten adalah kata selaras dan sesuai.
      Jika saja konsistensi dimaknai dengan ucapan yang sama, maka akan sangat aneh pada masalah berikut.
      Seorang teman lama tidak bertemu bertanya pada Nasruddin, "berapa umurmu?"
       "Empat Puluh," jawab Nasruddin. Sedangkan pada pertemuan beberapa tahun lalu ia juga pernah ditanya dengan pertanyaan yang sama dan oleh orang yang sama pula. Temannya menjadi heran. Ia pun mengatakan "Anda mengatakan hal yang sama beberapa tahun yang lalu." Nasruddin kemudian menjawab "iya, saya konsisten dengan perkataan saya".
      Dari kisah tersebut, Nasruddin mengajarkan pada temannya. Bahwa konsistensi tidak dapat dipandang sebagai sebuah ucapan semata yang harus sama dari waktu ke waktu. Konsisten adalah sikap yang sesuai, selaras, ajeg dan sesuai dengan keadaan. Konsisten akan tetap sama (tidak berubah-ubah) terhadap objek yang berbeda lebih tepatnya berlaku pada hukum kecuali ada pengkhususan dari dalil setelahnya.
    
      Begitu pula konsisten dalam pembelajaran. Maksud dari konsisten dalam belajar bukan berarti mempelajari hal yang sama dari waktu ke waktu bukan? Konsisten dalam dalam hal ini berarti belajar terusenerus atau istiqamah dan tidak pernah bosan untuk menempah kemampuan diri. Dalam proses belajar mengajar, guru juga tidak mesti menggunakan satu metode untuk 30 peserta didik. Begitu pula dengan 30 peserta didik yang diajar dengan metode yang sama, akan menghasilkan output yang berbeda.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Student's Experiences

Jangan Nilai Covernya

Jangan Nilai Covernya      Suatu hari,  seorang laki-laki masuk di restorant yang tergolong elit dengan baju compang camping. Rest...

Jangan Nilai Covernya