yulitaadriyanti12@gmail .com

Perubahan? Mencari Jati Diri yang "terbuang"

Perubahan? Mencari Jati Diri yang "terbuang"

      Pernahkah kalian berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak pernah berubah di dunia ini? Tentu saja perubahan itu sendiri. Seperti apakah itu perubahan? apa yang perlu diubah? dan berawal dari manakah perubahan itu terjadi? Seorang guru yang bercita-cita ingin sukses di bidangnya. Namun dia begitu terkungkung dengan realita yang ada. Dia adalah salah seorang yang menjadi trending fashion di kalangan para guru muda di Sekolah yang bertajuk sekolah Swasta favorit yang setingkat dengan SMA. Sebut saja Kota Belok. Guru ini bernama Ibu Lola.  Secara materi, dia tergolong pas-pasan. Dia tidak menyadari bahwa dirinya bukanlah dirinya yang sebenarnya. Lantaran pembawaannya yang selalu seperti dibuat-buat selayaknya orang kaya. Sosok guru tidak perlu meniru orang lain agar mendapat sanjungan dari orang lain. Dia selalu meniru cara berpenmpilan salah satu guru yang juga menjadi trending fashion di kalangan para guru di sekolah itu sendiri. Guru yang kebanyakan memakai barang-barang mewah namun sesuai dengan isi dompetnya. Apalah daya seorang Ibu Lola ini selalu mengikuti model para guru yang tidak sepadan dengannya. Memang Sekolah tersebut sebagian besar penghuninya adalah kebanyakan orang kaya. Sehingga seseorang yang memasukinya tidak menutup kemungkinan untuk mengikuti kebanyakan diantara mereka. Terutama dari segi cara berpenampilan. Itulah yang terjadi pada Ibu Lola yang berusaha menyepadankan diri dengan mereka. Hal ini dikarenakan pemikiran Ibu Lola yang ingin menjadi teladan bagi siswanya hanya sebatas penampilan.

      Guru tidak perlu melakukan perubahan semacam itu. Guru tidak perlu melakukan segala sesuatu jika hanya untuk disanjung. Orang yang haus sanjungan adalah orang yang tidak berani menjadi diri sendiri. Guru semestinya menjadi teladan bagi siswanya. Cukup berpenampilan apa adanya dan rapi. Itu sudah menunjukkan contoh bentuk teladan yang diperlihatkan oleh guru. Melakukan perubahan sejenis Ibu Lola sama dengan tidak adil pada diri sendiri. Kecuali di dalam perubahan yang ia lakukan tidak ada unsur paksaan. Ada banyak hal yang bisa membuat diri menarik sebagai guru. Agar menjadi sosok teladan bagi siswa dan disanjung oleh orang lain baik siswa maupun para guru lain di lingkungan sekolah. Berpenampilan dan bersikap menarik bukan berarti harus tampil dengan barang-barang mewah atau glamour lantas menjadi terlihat menarik. Tetapi cukup mengenakan pakaian rapi, sopan dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat belajar peserta didiknya. Secara tidak langsung, setelan pakaian yang demikian berdampak pada pembawaan sikap. Orang yang berpenampilan rapi, sopan dan menarik sangat jarang berperilaku atau bersikap tidak santun. Sebaliknya, ia akan menempatkan diri di setiap keadaan dengan santun.

      Ibu Lola selama ini telah melakukan perubahan. Namun sangat disayangkan perubahannya itu seolah memposisikan dirinya sebagai orang lain. Seseorang seharusnya memperkenalkan dirinya terlebih dahulu pada dirinya sendiri. Sehingga mampu mengenal kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian, seseorang dapat melakukan perubahan dalam dirinya. Apakah menambah yang kelebihan dan mengurangi yang kekurangan. Atau bahkan Mengurangi yang kelebihan dan menambah yang kekurangan. Perubahan yang dimaksud di sini tentunya ke arah yang positif. Jangan acuh dan enggan memahami diri sendiri. Pribadi yang kreatif tentu akan mencoba mencari tahu perihal jati dirinya. Namun seorang guru tidak perlu mencari jati dirinya ke sana kemari seperti halnya Jackie Chan dalam film "Who am I"  yang mengajak penonton menelusuri jati dirinya yang "terbuang". Terkait hal ini, cara mengetahui jati diri atau memahami diri sendiri dapat dilakukan dengan refleksi diri atau dalam bahasa Arab dengan muhasabah. Dimana seorang guru mesti bercermin pada diri sendiri mengenai tujuan mengajar, siapa dan bagaimana manusia pembelajar, apa tugas dan fungsi seorang guru, kapan dan di mana guru mengajar, mengapa peserta didik perlu diajari dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menyangkut pembelajaran itu sendiri. Kita juga mesti menyadari bahwa yang mengetahui diri kita adalah kita sendiri, bukan orang lain. Bahkan orang terdekat pun tidak mengetahui diri kita sepenuhnya, kecuali sisi luarnya. Dan jika kita tidak mengetahui hakikat diri sendiri, kita pun akan menjadi layaknya bebek yang ikut ke sana kemari menguntit tuannya.

      Itulah yang terjadi pada Ibu Lola yang seolah mempertuankan realita yang ada di sekelilingnya akibat dari ketidak tahuannnya tentang hakikat dirinya sendiri sebagaimana mestinya seorang guru bersikap. Dia telah mengikut pada trend yang ada sehingga ia melakukan perubahan dengan unsur keterpaksaan. Seorang guru justru harus berani menjadi diri sendiri. Berani menjadi diri sendiri tentu tidaklah mudah. Berani menjadi diri sendiri berarti tidak terkungkung oleh realitas dan tekanan dari lingkungan. Apabila kita ingin orang lain tertarik kepada kita, maka jadilah diri sendiri. Kunci menjadi diri sendiri berakar pada penggunaan potensi diri, bukan berakar dari penampilan luar semata. Berani menjadi diri sendiri bukan berarti menutup diri untuk terus belajar. Sebab perubahan hadir sebagai hasil dari pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas mesti mampu mengupayakan agar proses belajar mengajar lebih menyenangkan dengan optimalisasi diri. Berani menjadi diri sendiri sama dengan tidak menyiksa diri. Jangan takut berbeda dengan orang lain.

      Adapun inspirasi yang paling efektif dilakukan oleh guru ialah melalui tindakan dan perilaku guru sendiri. Disadari atau tidak, perilaku guru acap menjadi rujukan peserta didik dalam bertindak. Seperti sebuah ujaran "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Seperti itulah cara peserta didik bertindak. Ia akan mengikuti bahkan melakukan yang lebih parah dari yang guru lakukan. Terdapat banyak cara untuk menginspirasi peserta didik. Tidak hanya dari segi penampilan, tetapi juga dengan melalui humor, motivasi, audio dan sebagainya. Akan tetapi, metode-metode yang dipakai dalam pembelajaran tidak terlepas dari karakter dasar masing-masing guru yang berbeda. Sehingga perubahan yang diinginkan tidak terjadi karena unsur tekanan, keterpaksaan dan sebagainya. Menginginkan sebuah perubahan bukan berarti seseorang tidak berpendirian. Namun melalui perubahan bisa jadi melahirkan hal-hal yang positif dan menggugurkan hal-hal yang negatif.
      
     

6 komentar:

Student's Experiences

Jangan Nilai Covernya

Jangan Nilai Covernya      Suatu hari,  seorang laki-laki masuk di restorant yang tergolong elit dengan baju compang camping. Rest...

Jangan Nilai Covernya